Saturday 30 June 2018

2015 Myanmar Trip #5


Tanakha : beauty in Burmese way



 


Hampir semua orang, tua maupun muda, laki-laki maupun perempuan, bahkan anak kecil –semua memakai masker Tanakha di kulit wajah dan badan mereka. Dulu ketika masih menjadi room mate-nya, saya sering melihat Yam sebelum tidur dan di siang hari menggunakan masker ini, kupikir hanya suatu hobi dan tradisi yang dilakukan Yam dan keluarganya saja. Namun ternyata semua orang Myanmar menggunakannya sehari-hari sebagai perlindungan wajah dari efek sinar matahari. Selain itu, Tanakha berguna untuk menghindari penuaan dan menghaluskan kulit. Zat dalam yang dimiliki Tanakha sangat natural dan baik untuk kulit, menurut mereka.

Pada hari terakhir kunjungan di Bagan, saya dan Anid sempat mengunjungi satu museum kecil Tanakha yang terletak tidak jauh dari penginapan kami. Disana kami berjumpa dengan penjaga museum, sekaligus penjaga toko yang menjual Tanakha siap jadi dan berada dalam kemasan komersil.



Seorang perempuan cantik dengan kulit yang putih dan bersinar, yang membuat saya dan Anid jadi kepingin punya wajah yang sama, alhasil kami membeli banyak Tanakha. Salah satu strategi penjualannya, perempuan ini kemudian memakaikan masker ini ke seluruh wajah saya dan Anid, sembari menceritakan proses pembuatannya yang berasal dari serbuk pohon Tanakha tersebut.
Tanakha yang dijadikan masker ini berasal dari hasil giling kulit kayu pohon Tanakha, sering tampak dijual bersamaan dengan alas batu pasir tempat penggilingannya. Tanakha yang sudah dalam kemasan komersil sudah berbentuk serbuk padat seperti bedak compact, dijual dalam kuantitas yang besar di seluruh penjuru negara ini.

Kami sempat melihat sekeliling museum, batang pohon-pohon Tanakha dengan berbagai jenis, foto-foto dan lukisan yang terpampang di dinding museum –memperlihatkan sejarah Tanakha yang telah digunakan sejak zaman Kerajaan Burma dahulu kala bahkan bagi kaum bangsawan seperti Raja dan Permaisurinya.









No comments: