Friday 29 June 2018

2015 Myanmar Trip #3

-->
Selama ‘berkelana’ menggunakan delman ala Bagan, saya dan Anid sempat berhenti di beberapa pagoda dan berkeliling di dalamnya, bahkan menaiki atap beberapa candi, seperti candi Sulamani dan Dhammayangyi. Ada beberapa candi yang masih digunakan sebagai tempat beribadah, ada juga yang hanya berfungsi sebagai monumen yang diizinkan untuk menarik pelancong yang ingin mengabadikannya dalam foto. 

Disini, banyak gadis dan bocah-bocah lokal Bagan yang berjualan aksesoris seperti gelang dan kalung, serta berbagai cenderamata lainnya di sepanjang lorong candi dan di pintu masuk. Tidak sedikit dari mereka yang menawarkan diri untuk menjadi tour-guide dadakan dan menemani pengunjung berkeliling di candi tertentu yang dekat dengan tempat mereka berjualan, salah satu strategi hebat untuk menarik pengungjung tersebut untuk mampir di kedai dagangan dan membeli. Saya dan Anid tertipu oleh salah seorang dari gadis tersebut, yang menjual sebuah gelang (katanya sih ‘ limited edition desain’) dengan harga di atas normalnya harga kebanyakan jenis gelang biasa di Myanmar. Belakangan saya sadar ketika sudah berkeliling semua candi, ternyata gelang dengan jenis sama dijual dimana-mana. Lesson learned! 

Well, we managed to blend in with the local people, but our apparels and lack of competency in understanding their language gives it away. Eventually, we get ripped off with foreigner price over here. LOL 

 










 

No comments: